Bekerja merupakan suatu keharusan bagi manusia dewasa untuk mencukupi kebutuhan sehari harinya. Bekerja dapat dilakukan dimana saja termasuk di wilayah pabrik dan lokasi bangunan dimana komitmen dan budaya keselamatan kerja sangat dibutuhkan di sana. Keselamatan kerja seringkali di sebut dalam singkatan K3 yaitu memiliki kepanjangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. K3 adalah suatu budaya yang harus diterapkan oleh seluruh pekerja untuk menjaga keselamatan pribadinya. Namun komitmen dan budaya keselamatan kerja merupakan sesuatu yang sulit dilakukan mengingat sulitnya mengubah karakter dan kebiasaan seseorang.
Sulitnya mengubah kebiasaan seseorang sebenarnya disebabkan karena pola pikir masyarakat yang tidak memiliki kesadaran dan sering kali lalai dengan keselamatannya sendiri serta menganggap bahwa tidak akan terjadi sesuatu yang buruk yang akan menimpa dirinya. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri dari untuk para ahli untuk dapat melakukan perubahan terhadap pola pikir tersebut. Hal yang sering dilakukan untuk menerapkan komitmen dan budaya keselamatan kerja adalah dengan melakukan inspeksi mendadak pada site pembangunan, akan tetapi sebenarnya hal ini kurang efektif mengingat pola pikir Masyarakat Indonesia yang berpendapat bahwa aturan untuk dilanggar. Oleh karena itu bagaimana cara yang efektif untuk membentuk pola pikir pekerja di Indonesia sehingga mereka dapat lebih memperhatikan Komitmen dan budaya keselamatan kerja.
1. Berhenti memerintah
Keselamatan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap pekerja. Setiap orang yang berkerja di lapangan wajibnya memiliki Komitmen dan budaya keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja. Namun pada perusahaan biasanya komitmen dan budaya keselamatan kerja diterapkan dengan cara yang kasar, sehingga pekerja sebenarnya tidak mengerti arti Komitmen dan budaya keselamatan kerja yang sesungguhnya. Penerapan yang kasar ini dapat berupa sanksi dan hukuman ketika seseorang tidak mengikuti aturan keamanan kerja. Hal ini menyebabkan pola pikir dari pekerja yang tidak dapat sampai ke tujuan aslinya yaitu menjaga keselamatan pekerja masing masing.
2. Lakukan penyuluhan
Memberikan hukuman dan sanki memang merupakan cara yang efektif untuk melakukan penertiban akan tetapi banyak dari orang orang yang hanya perpura pura tertib di depan atasan dan melakukan kelalaian di waktu bebas dari pengawasan. Hal ini tentu saja tidak baik mengingat kecelakaan kerja dapat terjadi di mana saja. oleh karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penyuluhan secara rutin. Dimana di dalam penyuluhan tersebut para pegawai akan di doktrin tentang pentingnya Komitmen dan budaya keselamatan kerja. Jika para pegawai sudah paham akan Komitmen dan budaya keselamatan kerja maka dengan sendirinya pegawai akan memiliki pemahaman yang benar tentang menggunakan perangkat keselamatan bukan hanya karena takut akan atasan dan sanksi yang berlaku.
3. Lakukan pengawasan
Setelah dilakukan penyuluhan tidak sedikit juga orang yang belum memiliki pemahaman yang benar akan pentingnya Komitmen dan budaya keselamatan kerja, disini peran pengawasan mejadi sangat penting, fungsi pengawasan ditujukan bagi mereka yang masih belum paham betul dengan Komitmen dan budaya keselamatan kerja dan mengabaikan adanya rambu rambu. Untuk mereka yang masih membandel tentunya sanksi akan menjadi pelajaran yang tepat.
Pembangunan komitmen dan budaya keselamatan kerja memang sulit dilakukan mengingat banyaknya perbedaan karakter dari satu pekerja dengan pekerja yang lain. Ada yang penurut dan ada juga yang bebal. Oleh karena itu pengawasan dan penjagaan serta berbagai rencana mencegahan kecelakaan kerja harus dibuat dari berbagai sisi untuk menghindarkan dari terjadinya kecelakaan kerja.
Leave a Reply