Apa penyebab K3 Sering Tidak Disukai dan Diremehkan ?

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Image dari slideshare.net

Mengapa karyawan atau pekerja sering meremehkan aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? Ya, sebagai seorang pekerja, Anda pasti sudah tahu mengenai K3. Perusahaan mungkin juga sudah berkali-kali mengingatkan pentingnya agar karyawan selalu patuh dan disiplin dalam menjalankan aturan maupun prosedur K3. Akan tetapi, kondisi yang kadang muncul tetap ada saja yang melanggarnya. Walau pelanggar ini juga sudah tahu betapa pentingnya peraturan itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Nah dalam artikel kali ini akan dijelaskan apa penyebab yang membuat K3 sering diremehkan oleh karyawan?

  1. Menghilangkan Keasyikan dalam Bekerja

Ini salah satu penyebab mengapa pekerja tidak suka K3. Dianggapnya K3 itu membuat suasana kerja tidak asyik. K3 dianggap sebagai belenggu yang membuat proses kerja menjadi tidak menyenangkan. Bagi pekerja jenis ini, pekerjaan dianggapnya sebagai area bermain anak-anak yang harus penuh kesenangan. Padahal, dunia kerja sejatinya adalah hal yang serius. Yang ahrus dilakuka dengan sungguh-sungguh dan bukan untuk main-main.

Bagi yang melanggar, aturan dan prosedur K3 yang ada tak lain hanya penghambat belaka. Pemakaian alat pelindung diri (APD) dianggapnya tidak nyaman dan membuat susah saja. Padahal tidak demikian yang sebenarnya. Sebab semua itu tak lain demi melindungi pekerja sendiri. Supaya keselamatan dan kesehatan kerjanya lebih terjamin.

  1. K3 Dianggap Buang-Buang Waktu Saja

Peraturan K3 dianggap hanya menghabiskan waktu saja. Sebab pekerja harus patuh mengikuti prosedur yang ada. Langkah-langkah kerja ini harus diikuti satu per satu. Nah, hal inilah yang kemudian dianggap memperlambat proses kerja. APdahal semua prosedur itu dilakukan demi terjaminnya proses kerja yang aman.

Sudah bukan rahasia lagi kalau tiap tahun banyak kecelakaan kerja yang terjadi karena karyawan mengabaikan prosedur yang ada. Seyogyanya, hal ini bisa menjadi pelajaran kita semua. Agar tidak ada lagi pembangkangan terhadap prosedur yang ada.

Tindakan suka cari jalan pintas atau potong kompas, kalaupun lebih cepat, tapi meningkatkan resiko kerja. Tentu tak ada yang lebih berharga dari nyawa kita sendiri. Lebih baik sedikit lebih lama, yang penting aman. Sebab ketika kecelkaan sudah terjadi, dampak yang diakibatkan lebih besar. Bukan hanya bagi perusahaan, tapi terutama bagi pekerja itu sendiri. Mulai dari kehilangan waktu bekerja, kehilangan penghasilan atau bahkan yang lebih mengerikan adalah jika sampai kehilangan nyawa.

  1. Dianggap Hanya Buang Uang

Kalau yang ini lebih tepat ditujukan bagi perusahaan yang enggan menerapkan K3 secara disiplin. Dianggapnya K3 hanya buang-buang uang saja. Sebab perusahaan perlu mengikuti aturan standar agar penerapan K3 ini bisa berlangsung dengan baik. Misalnya dengan melakukan penilaian K3, pelatihan karyawan mengenai K3 dan pembelian alat-alat yang sesuai dengan standar keselamatan.

Ya, semua itu memang mengeluarkan biaya. Tapi biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang didapat. Bahkan, jika mau dikalkulasi, perusahaan tetap lebih untung. Dibandingkan misalnya jika sampai kecelakaan terjadi, pasti biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akan menajdi lebih tinggi. Penerapan K3 itu berfungsi untuk mencegar agar tidak sampai terjadi kecelakaan. Dan dimanapun “mencegah itu selalu lebih baik daripada mengobati”.

  1. Peralatan Pelindung Membuat Penampilan Jadi Buruk

Ya, ini juga alasan yang membuat karyawan kadang memilih untuk mengenyampingkan K3. Misalnya saja dengan memilih tidak menggunakan APD karena dianggap membuat penampilan menjadi tidak keren. Seperti misalnya ketika memakai masker, wajah pun menjadi tidak kelihatan. Hal semacam ini jelas tidak dapat dibiarkan. Bagaimanapun persoalan keselamatan diri menjadi yang utama. Semua alat pelindung diri itu sudah dirancang agar bisa melindungi pekerja dengan baik. Sehingga jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan, pekerja pun bisa tetap terlindungi.

  1. Menganggap Kecelakaan Kerja Tidak Mungkin Terjadi Pada Dirinya

Pernyataan ini bersifat over optimis. Sebab kecelakaan itu bisa terjadi pada siapapun, tanpa pandang bulu. Biasanya hal ini sering dilakukan oleh pekerja muda. Sering resiko kerja yang mungkin timbul itu diabaikan begitu saja. Mereka menganggap kecelakaan yang mungkin etrjadi itu tak akan terjadi pada dirinya.

  1. Membosankan

Aturan K3 dianggap membosankan. Sebab karyawan diharuskan melakukan banyak hal serta berulang-ulang tiap hendak bekerja. Ya, memang prosedur kerja itu harus terus dilakukan. Nah, anggapan kalau peraturan K3 itu membosankan tentu tidak perlu terjadi kalau pekerja menyadari tujuan dari penerapan aturan tersebut. Tak lain semuanya demi kebaikan pekerja sendiri, yaitu agar selalu sehat dan selamat.

Memang ada banyak penyebab yang membuat K3 sering tidak disukai, diremehkan dan mungkin dilecehkan. Tapi semua itu tak perlu terjadi asal kita sadar bahwa tetap kesehatan dan keselamatan diri kita harus dinomor-satukan melebihi alasan-alasan tadi.

Iklan Sponsor

iklan mediak3
About Armein Hutagaol 200 Articles
HSE Blogger Indonesia. I stay in Batam. HSE is my profession and blogger is my hobby. Let's share each other to create the best safety culture in Indonesia. Stay safe and work safe. Remember ABC - Always Be Careful

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.