Cara Mengukur Bahaya Pernapasan di Tempat Kerja

cara mengukur bahaya pernapasan
Image via alodokter.com

cara mengukur bahaya pernapasan di tempat kerja – Banyak kecelakaan atau penyakit terjadi karena tidak dilakukan pemetaan potensi bahaya di tempat kerja. Karena itulah penting untuk mengidentifikasi semua bahaya yang mengintai di tempat kerja ini. Kali ini akan diurai mengenai potensi bahaya pernapasan di tempat kerja dengan melakukan pengukuran atau memperkirakan tingkat paparan yang dialami pekerja. Dengan begitu, perusahaan bisa melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah hal ini terjadi.

Faktor-faktor dalam Menilai Pernapasan Bahaya di Tempat Kerja

Ada beberapa faktor yang perlu Anda lakukan sebelum memilih cara perlindungan pernafasan yang tepat bagi pekerja. Berikut ini yang harus Anda lakukan terlebih dulu.

1. Mengidentifikasi bahaya pernapasan yang mungkin terjadi pada karyawan.

2. Ketahui bentuk dari paparan yang mengganggu pernafasan pekerja itu. Apakah berbentuk padat, cair, atau gas? Apakah dalam bentuk uap, debu atau kabut? Atau potensi bahaya yang muncul itu merupakan kombinasi dari semua hal itu.

3. Evaluasi tingkat bahaya dari partikel bahaya yang muncul. Apakah karyawan terpapar partikel tersebut melebihi yang seharusnya atau masih dalam batas aman? Dan berapa banyak karyawan yang terkena hal ini

4. Tentukan bahaya dari paparan tersebut yang kemudian merugikan kesehatan karyawan.

Metode untuk Menilai Paparan Partikel Berbahaya pada Pernafasan Karyawan

Metode yang dipakai untuk menilai tingkat paparan yang membahayakan pernafasan karyawan bergantung pada kompleksitas lingkungan kerja dan sifat dari partikel berbahaya tersebut. Tingkat paparan yang berbahaya pada pernapasan karyawan ini dapat diperkirakan dengan mengukur konsentrasi kontaminan di udara. Proses untuk melakukan pengukuran ini dengan melakukan pemantauan udara atau sampling dengan menggunakan berbagai instrumen

– Metode Pemantauan Udara

Pemantauan udara digunakan untuk menilai konsentrasi kontaminan udara yang dihirup karyawan. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang langsung dapat membaca tingkat paparan atau dengan mengumpulkan sampel udara yang membutuhkan analisis laboratorium.

Mengukur tingkat paparan yang berbahaya bagi pernafasan karyawan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi sebetulnya sangat kompleks. Karena harus tahu bagaimana cara menggunakan peralatan sampling. Selain itu, juga perlu pemahaman mengenai kondisi lingkungan kerja, meliputi seperti suhu, kelembaban, dan suhu. Singkatnya, bukan hanya menilai kondisi udara itu sendiri tapi juga seluruh faktor di tempat kerja tersebut.

Saat melakukan penilaian konsentrasi kontaminan udara, ada pertanyaan yang harus dijawab berikut ini:

– Apakah tingkat paparan berada di bawah kondisi normal?

– Bagaimana tingkat paparan layak disebut berada dalam kondisi darurat?

– Kapan Anda lakukan pemantauan udara dan untuk berapa lama?

– Apakah tingkat paparan berlangsung konstan sepanjang waktu, atau ada proses yang kemudian menciptakan paparan tinggi pada waktu tertentu?

– Apakah Anda memantau semua karyawan atau hanya beberapa karyawan yang terpapar?

– Apakah Anda memperkirakan kondisi terburuk untuk mengevaluasi tingkat paparan terparah yang mungkin dialami karyawan di masa mendatang?

– Berapa kali pemantauan udara yang dibutuhkan agar evaluasi yang dilakukan ini hasilnya bisa diandalkan?

– Metode Pemantauan Bernapas sesuai Zona Udara

Metode pemantauan bernafas dengan menggunakan zona udara adalah cara terbaik dan paling dapat diandalkan untuk menilai konsentrasi kontaminan udara dalam keadaan tertentu. Saat dilakukan pemantauan udara, karyawan akan menggunakan penyedot yang kemudian menarik udara melalui media sampling dalam zona pernapasan karyawan.

Zona pernapasan adalah daerah di sekitar kepala karyawan dan bahu dimana kontaminan yang berhasil disedot mewakili apa yang pekerja hirup setiap harinya. Media pengambilan sampel dapat berupa kaset filter yang mengumpulkan debu atau partikel yang menjebak dan menahan gas atau uap. Setelah sampel dikumpulkan, kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Hasil lab inilah yang kemudian dipakai untuk menghitung tingkat paparan yang dialami karyawan.

Dalam beberapa kasus mungkin berguna dengan mengumpulkan sampel udara di lokasi yang tetap dekat sumber kontaminasi. Namun metode pemantauan udara seperti ini tidak memberikan perkiraan yang benar mengenai paparan yang dialami karyawan. Meski begitu, metode tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk membantu menunjukkan dengan tepat area yang mengalami kondisi terpapar paling tinggi, mengevaluasi suasana di ruang, dan mengevaluasi efektivitas langkah pengendalian.

Nah, itulah dua metode yang bisa dipakai saat ingin mengetahui kondisi paparan pernafasan berbahaya di tempat kerja. Kedua metode ini bisa saling melengkapi untuk mengetahui kondisi udara di lingkungan kerja secara komprehensif.

Iklan Sponsor

iklan mediak3
About Armein Hutagaol 200 Articles
HSE Blogger Indonesia. I stay in Batam. HSE is my profession and blogger is my hobby. Let's share each other to create the best safety culture in Indonesia. Stay safe and work safe. Remember ABC - Always Be Careful

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.