Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang perlu perhatian khusus dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Pertambangan sendiri terjadi di hampir setiap negara, termasuk eksplorasi mineral, ekstraksi mineral dan persiapannya. Sektor pertambangan dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori yaitu pertambangan batu bara, pertambangan metal ore, pertambangan mineral non-metal dan penggalian, ekstraksi minyak dan gas, serta aktivitas yang mendukung pertambangan.
Setiap tahunnya, ribuan penambang tewas dalam kecelakaan kerja dan lebih banyak lagi yang terluka terutama dalam proses pertambangan batu bara dan hard rock. Kecelakaan kerja bisa terjadi karena ledakan, gas beracun, kebakaran, batu jatuh, banjir, pekerja terjatuh, penggunaan peralatan pertambangan yang tidak semestinya, dan lain-lain.
Pertambangan batu baru di China cukup mendapatkan sorotan karena banyaknya kecelakaan kerja yang sering terjadi. Ada sekitar 5 juta pekerja pertambangan dan sejak 1949 ada ratusan ribu pekerja pertambangan batu bara yang meninggal karena kecelakaan kerja. Di negara lain seperti India, ada sekitar 370.000 pekerja pertambangan. Kecelakaan kerja di sektor pertambangan India juga tinggi namun kemudian menurun seiring dengan perubahan teknologi, mekanisasi, dan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di sektor pertambangan mulai diterapkan.
Di banyak negara, kecelakaan fatal di sektor pertambangan menurun dalam dekade terakhir namun pertambangan masih menjadi sektor yang paling tinggi menyumbang kecelakaan fatal daripada sektor lainnya. Belum lagi pertambangan liar yang tidak tercatat oleh pemerintah. Kondisi kerja di pertambangan menjadi penyebab mengapa kecelakaan banyak terjadi, misalnya pekerjaan manual yang berat, tidak ada fasilitas untuk keamanan dan kesehatan, dan lain-lain.
Selain kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka dan kematian, sektor pertambangan juga menyebabkan sebagian pekerjanya terkena penyakit tertentu. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang biasanya dialami oleh pekerja pertambangan:
- Penyakit pernapasan pekerja batu bara
Penyakit pernapasan yang biasanya mengenai pekerja pertambangan batu bara berupa black lung disease. Penyakit tersebut disebabkan oleh debu batu batu bara yang mengendap di paru-paru dan tidak dapat dihilangkan sehingga menyebabkan peradangan, fibrosis, dan pada kasus yang terburuk bisa menyebabkan necrosis. Di banyak negara, penyakit ini masih banyak mengenai para pekerja pertambangan batu bara mereka.
- Silicosis
Silicosis disebabkan oleh menghirup debu yang mengandung silica. Meskipun banyak upaya dilakukan untuk mencegah silicosis namun ini masih mengenai jutaan pekerja pertambangan dan membunuh ribuan orang setiap tahunnya. Silicosis dapat menyebabkan cacat fisik permanen. Penelitian terbaru menemukan bahwa silicosis berhubungan dengan tuberculosis. Di Afrika Selatan, tuberculosis menyebabkan lebih banyak kematian bagi pekerja pertambangan daripada kecelakaan kerja.
- Asbetosis
Pekerja yang terkena serat asbes di pertambangan berisiko menderita penyakit yang berkaitan dengan asbes. Berdasarkan data dari WHO, sekitar 125 juta orang didunia terkena paparan asbestor di tempat kerja. Pada tahun 2004, penyakit kanker paru-paru yang berhubungan dengan asbes, mesothelioma, dan asbestosis karena pekerjaan menyebabkan kematian sekitar 107.000 kematian dan jutaan disabilitas. Di beberapa negara penggunaan berikut dengan esktraksi dan impor asbes telah dilarang.
- Kehilangan pendengaran
Kehilangan pendengaran merupakan salah satu penyakit yang banyak dilaporkan terjadi di pertambangan. Sebuah survey di India menyebutkan bahwa pekerja bawah tanah di pertambangan metal menunjukkan 75% dari mereka mengalami gangguan pendengaran, dan survey lainnya menunjukkan 20%-25% pekerja di pertambangan terbuka juga menderita gangguan kehilangan pendengaran.
- Gangguan otot dan tulang
Pekerja pertambangan juga banyak yang mengalami gangguan pada bagia otot dan tulang mereka, misalnya saja radang otot atau iritasi, sakit punggung, dan lain-lain. Di kebanyakan negara penyakit yang berhubungan dengan otot dan tulang tidak digolongkan sebagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga data dan kepedulian terhadap penyakit tersebut tidak optimal.
Bekerja di pertambangan memang berisiko besar baik itu kecelakaan kerja atau terkena penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja di pertambangan harusnya mendapatkan perhatian utama dari perusahaan pertambangan. Sayangnya di beberapa negara, keselamatan dan kesehatan kerja di pertambangan masih kurang diperhatikan sehingga masih banyak ditemui kecelakaan fatal ataupun pekerja yang sakit akibat kerja. Hal ini tentu seharusnya dapat dicegah dan diminimalisir jika perusahaan menerapkan program K3 dengan benar.
Leave a Reply